Wednesday, October 19, 2016

4 Tipe Anak Dalam Al-Quran

Oleh: Zulfikar Tamher

Bagi seorang muslim, Al-Quran tak bisa dan tak boleh dilepaskan dalam aktivitas apapun, maksudnya bukan membawa-bawa kitab Al-Quran kemana-mana tapi mengimplementasikan setiap petunjuk yang terkandung dalam Al-Quran pada setiap aspek kehidupan, termasuk pembinaan kepada anak. Tak berpedoman kepada Al-Quran akan menyebabkan ketersesatan dalam kehidupan ini.


Jika berbicara soal anak, sungguh sangat miris ketika melihat berbagai pemberitaan di Media bahwa beberapa kasus kekerasan kepada anak justru terjadi di dalam rumahnya sendiri, dan dilakukan oleh orangtuanya sendiri. Yang jadi pertanyaannya adalah, kenapa hal itu bisa terjadi? Bagaimana mungkin ada orangtua tega melakukan kekerasan bahkan tak jarang sampai membunuh anak kandungnya sendiri? Bukankah seharusnya orangtua menjadi tempat berlindung bagi anaknya? Lalu jika di dalam rumahnya sendiri, oleh orangtuanya sendiri Anak teraniaya, maka kepada siapa dan kemana Anak harus mencari perlindungan?

Ada sangat banyak sekali kemungkinan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut tergantung kasus yang dialami. Mungkin ada yang berfikiran bahwa anak tersebut sangat nakal hingga orangtuanya tak bisa menahan kesabarannya lagi, atau justru orangtuanya yang memiliki sikap tempramental, bahkan mungkin juga ada yang berfikir bahwa anak tersebut tidak diharapkan kelahirannya karena hasil dari perzinaan, atau lebih ekstrim lagi bisa jadi orangtua tersebut memiliki gangguan kejiwaan.

Ada banyak kemungkinan yang lain yang bisa menyebabkan kasus tersebut terjadi. Tapi disadari atau tidak, sebenarnya alasan-alasan yang telah disebutkan tadi ataupun beragam alasan yang lainnya hanyalah sebuah efek yang terjadi karena persoalan utamanya, persoalan yang paling mendasar. Yaitu ketika orangtua tidak memahami perannya sebagai orangtua, tidak mempunyai tujuan yang syar'i saat mempunyai anak, dan tak mengenali peran anak dalam kehidupannya. Dan tidak adanya pemahaman-pemahaman tersebut disebabkan tidak lain karena telah mengabaikan Al-Quran sebagai panduannya.
Padahal dalam Al-Quran, Allah telah menjelaskan kepada Kita bagaimana peran anak dan orangtua. Sebagai orangtua, sudah seharusnya Kita mengenal terlebih dahulu bagaimana tipe atau karakteristik anak, baru kemudian akan bisa mengatasi berbagai macam persoalan yang terjadi terhadap anak.
Setiap anak terlahir fitrah, orangtuanyalah yang bertanggung jawab terhadap karakteristik anak kedepannya. Bagaimana bisa mengharapkan anak menjadi pintar jika tidak diajari? Bagaimana bisa mengharapkan anak berakhlak baik jika tidak dibina? Sama halnya jika ada guru yang mengharap semua siswa barunya sudah pintar semua, sangat lucu, padahal Dialah yang bertugas mengajar murid-muridnya supaya menjadi pintar.

Dan berbicara tentang karakteristik anak, dalam Al-Quran ada 4 tipe karakteristik anak, dan inilah yang harus diketahui oleh para orangtua supaya bisa mengenali sifat anaknya dan mengetahui pembinaan yang pas untuk anak.

1. Ziinatun - Perhiasan (lihat QS. 18:46)
Anak tipe ini mungkin menjadi idaman kebanyakan orangtua. Siapa yang tidak ingin anaknya berparas cantik/tampan, cerdas, dan berprestasi? Tapi seperti yang sudah disebutkan, setiap anak tidak mungkin tiba-tiba menjadi anak yang cerdas jika tak diberikan pembinaan yang cerdas pula.

2. 'Aduwwun - Musuh (lihat QS. 64:14)
Kebalikan dari anak yang bertipe ziinatun, siapa yang mengharapkan anaknya nakal, terjerumus dalam pergaulan bebas, dan ahli maksiat? Tentu tidak akan ada. Tapi siapa yang paling bertanggung jawab jika ada anak seperti itu? Tentu saja orangtuanya. Maka disinilah orangtua perlu menyadari peran dan tanggung jawabnya. Jangan buru-buru menyalahkan oranglain jika anaknya nakal sedangkan orangtuanya tidak memberikan pembinaan bahkan teladan yang baik kepada anak. Jangan buru-buru menyalahkan lingkungan jika anaknya terjerumus dalam pergaulan bebas sedangkan orangtua tak memberikan perhatiannya kepada anak.
3. Fitnatun - Cobaan (lihat QS. 64:15)
Secara umum, setiap anak adalah cobaan bagi orangtua. Anak dengan karakteristik baik atau buruk merupakan cobaan selama hidup di dunia. Lulus atau tidaknya tergantung sikap kita dalam menghadapinya, apakah Kita bersyukur atau bersabar? Atau justru malah kufur nikmat atau mengeluh?
Namun diluar itu, memang ada beberapa anak yang menjadi cobaan yang luar biasa untuk orangtuanya. Seperti anak yang berkebutuhan khusus atau disabilitas misalnya, atau juga anak yang memiliki kebiasaan berbeda dengan anak-anak yang lain. Disinilah kesabaran orangtua benar-benar diuji. Maka sangat penting bagi orangtua untuk memahami bahwa tak ada sesuatu hal yang diberikan Allah tanpa maksud dan kesia-siaan.

4. Qurata-a'yun - Penyenang Hati (lihat QS. 25:74)
Jika anak dengan tipe ziinatun hanya sebagai perhiasan dunia, maka ini lebih dari itu. Sekalipun jika secara fisik dan kemampuan anak ini tak seperti tipe yang pertama, tapi dengan memiliki akhlak yang baik, rajin beribadah, dan berbakti kepada orangtua, itu sudah lebih dari cukup karena bisa menjadi penyenang hati bagi orangtua di Dunia dan Akhirat. Terlebih jika disandingi dengan karakteristik seperti tipe pertama tadi. Akan sangat menjadi dambaan semua orangtua. Namun tentu saja tipe anak seperti ini takkan tercipta dengan pembinaan yang penuh amarah dan tanpa uswatun hasanah.

Jadi, karakteristik mana yang Anda inginkan ada pada anak-anak Anda?
Sudahkah Anda melaksanakan pembinaan yang mengarah kepada karakteristik anak yang diinginkan?

No comments:

Post a Comment